Ada beberapa macam pengukuran sipat datar di antaranya:
Sipat datar memanjang
Digunakan apabila jarak antara dua stasion yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (di luar jangkauan jarak pandang). Jarak antara kedua stasion tersebut dibagi dalam jarak - jarak pendek yang disebut seksi atau slag. Jumlah aljabar beda tinggi tiap slag akan menghasilkan beda tinggi antara kedua stasion tersebut.
Tujuan pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dari titik - titik yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil akhir daripada pekerjaan ini adalah data ketinggian dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan.Yaitu semua titik yang ditempati olehrambu ukur tersebut.
Sipat datar memanjang dibedakan menjadi:
- Memanjang terbuka,
- Memanjang keliling (tertutup),
- Memanjang terbuka terikat sempurna,
- Memanjang pergi pulang,
- Memanjang double stand.
Sipat datar resiprokal
Kelainan pada sipat datar ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo yang dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo tersebut. Sehingga dapat dilakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik yang tidak dapat dilewati pengukur. Seperti halnya sipat datar memanjang, maka hasil akhirnya adalah data ketinggian dari kedua titik tersebut. Seperti pada gambar 50 :
Perbedaan tinggi antara A ke B adalah hAB = ½ {(a - b) + (a’ + b’)}. Titik-titk C, A, B, dan D tidak harus berada pada satu garis lurus. Apabila jarak antara A dan B jauh, salah satu rambu (rambu jauh) diganti dengan target dan sipat datar yang digunkan adalah tipe jungkit.
Apabila sekrup pengungkit dilengkapi skala untuk menentukan banyaknya putaran seperti nampak pada gambar 51, yang dicatat bukan kedudukan gelombang nivo akan tetapi banyaknya putaran sekrup pengungkit yang ditentukan oleh perbedaan bacaan skala yang diperoleh.
Rumus yang digunakan untuk menghitung b adalah:
Dimana:
n0 = bacaan skala pengungkit pada saat gelombung nivo berada di tengah
n0 = bacaan skala pengungkit pada saat gelombung nivo berada di tengah
n1 = bacaan skala pengungkit pada saat garis bidik mengarah ke target atas.
n2 = bacaan skala pengungkit pada saat garis bidik mengarah ke target bawah
Catatan:
- Untuk memperoleh ketelitian tinggi, lakukanlah pengukuran ke masingmasing target berulang - ulang, misalkan 20x.
- Pengukuran sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca yang berbeda, misalnya ukuran pertama pagi hari dan ukuran kedua sore hari. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil pengaruh refraksi udara.
- Untuk memperkecil pengaruh kesalahan refraksi udara dan kelengkungan bumi, pengukuran sebaiknya dilakukan bolak balik. maksudnya, pertama kali alat ukur dipasang sekitar A kemudian dipindah ke tempat sekitar B seperti nampak pada gambar berikut ini:
Sipat datar profil
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suatu trace baik jalan ataupun saluran, sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan dalam dua bagian yang disebut sebagai sipat datar profil memanjang dan melintang. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah gambaran (profil) dari pada kedua jenis pengukuran tersebut dalam arah potongan tegaknya.
- Profil memanjang Maksud dan tujuan pengukuran profil memanjang adalah untuk menentukan ketinggian titik-titik sepanjang suatu garis rencana proyek sehingga dapat digambarkan irisan tegak keadaan lapangan sepanjang garis rencana proyek tersebut. Gambar irisan tegak keadaan lapangan sepanjang garis rencana proyek disebut profil memanjang. Di lapangan, sepanjang garis rencana proyek dipasang patok-patok dari kayu atau beton yang menyatakan sumbu proyek. Patok-patok ini digunakan untuk pengukuran profil memanjang.
- Profil melintang Profil melintang diperlukan untuk mengetahui profil lapangan pada arah tegak lurus garis rencana atau untuk mengetahui profil lapangan ke arah yang membagi sudut sama besar antara dua garis rencana yang berpotongan. Apabila profil melintang yang dibuat mempunyai jarak pendek ( 120 m), maka pengukurannya dapat dilakukan dengan cara tinggi garis bidik. Apabila panjang, dilakukan seperti profil memanjang.
Sipat datar luas
Untuk merencanakan bangunan - bangunan, ada kalanya ingin diketahui keadaan tinggi rendahnya permukaan tanah. Oleh sebab itu dilakukan pengukuran sipat datar luas dengan mengukur sebanyak mungkin titik detail. Kerapatan dan letak titik detail diatur sesuai dengan kebutuhannya. Apabila makin rapat titik detail pengukurannya maka akan mendaptkan gambaran permukaan tanah yang lebih baik. Bentuk permukaan tanah akan dilukiskan oleh garis-garis yang menghubungkan titik - titik yang mempunyai ketinggian sama. Garis ini dinamakan kontur.
Pada jenis pengukuran sipat datar iniyang paling diperlukan adalah penggambaran profil dari suatu daerah pemetaan yang dilakukan dengan mengambil ketinggian dari titik - titik detail di daerah tersebut dan dinyatakan sebagai wakil daripada ketinggiannya, sehingga dengan melakukan interpolasi diantara ketinggian yang ada, maka dapat ditarik garis - garis konturnya diatas peta daerah pengukuran tersebut.
Cara pengukurannya adalah dengan cara tinggi garis bidik. Agar pekerjaan pengukuran berjalan lancar maka pilihlah tempat alat ukur sedemikian rupa, hingga dari tempat ini dapat dibidik sebanyak mungkin titik - titik di sekitarnya.
Kalau tidak salah saya pernah mendengar ada jenis PPD Reiterasi dan Repetisi..
ReplyDelete